Amalric II dari Narbonne
Amalric II (mangkat 17 Juli 1134) merupakan seorang Vicomte Narbonne dari sekitar tahun 1106 sampai kematiannya.
Ia adalah putra sulung Amalric I dari Narbonne dan Mahalt (juga Mahault atau Mafalda), putri Robert Guiscard dan Sichelgaita dan janda Ramon Berenguer II dari Barcelona.[1] Ini menjadikannya saudara tiri Ramon Berenguer III. Ia memerintah sewaktu masih kecil di bawah perwalian ibunya.[2] Setelah dewasa ia menikah dengan Ermengarda.
Kemungkinan pada tahun 1112 atau 1113, Amalric II menerima Fenouillèdes dan Peyrepertusès dari saudara tirinya sebagai ganti dari sumpahnya melawan Bernard Aton IV dari Béziers, yang dengannya Ramon Berenguer sedang berperang.[3] Para pemimpin Fenouillèdes dan Peyrepertuseès tetap sebagai pengikut Narbonne sampai Perang Salib Albigensia dan Vicomte Narbonne mengambil kepemimpinan Rouffiac di dekat Peyrepertuse ke dalam tangan mereka sendiri. Ketika Dolça I dari Provence meninggal dan Ramon Berenguer menuntut wilayah Provence, Amalric II menerima feodal Beaucaire dan terre d'Argence di dekat sungai Rhône di Provence.[4]
Pada suatu hari pada masa pemerintahannya, Amalric II memberikan para pedagang dari Narbonne hak untuk membentuk konsulat sebagai tiruan Genova. Mungkin ia melihat organisasi sendiri dari pedagangnya dan formasi mereka terhadap militer di dalam pertahanan mereka sebagai bantuan terhadap pemerintahannya sendiri asalkan konsulat tetap di bawah kontrol vicecomital, meskipun tidak begitu pada akhirnya.[5] Aimery juga berpartisipasi pada tahun 1114–15 dalam ekspedisi Kepulauan Balears yang dipimpin oleh Republik Pisa dan Ramon Berenguer.
Pada tahun 1114, Amalric mengakhiri tuntutannya atas konflik di wilayah Le Lac, Via Domitia dengan mengirimkan haknya ke biara Lagrasse sebagai ganti rugi dari pinjaman emas dan perak yang jumlahnya besar.[3] Ia juga berselisih dengan sepupunya Richard de Millau, Uskup Agung Narbonne yang lama menerima fedovia (wilayah feodal) dari gereja sebagai "persembahan universal muktamar gereja provinsi Narbonne."[6] Uskup Agung menuduh Amalric telah menipunya berkenaan dengan luas gereja dan mencoba untuk menahan tanah warisan yang dimilikinya dari Gereja; ia juga menuduh Amalric menahan penghasilan dari pajak yang seharusnya diserahkan kepada gereja.[7] Aimery juga dilaporkan telah menyalahgunakan tanah gereja terjadi sebuah konflik mengenai siapa yang mengendalikan menara di dinding kota. Seluruh percekcokan itu berlangsung lama, akan tetapi Amalric dapat berdamai dengan dukungan kepausan dari Richard.[8] Pada akhirnya, ia harus bersumpah pada Uskup Agung, dengan mengizinkan kebebasan Uskup Agung dalam kepemimpinan sementara, dan mengakui bahwa beberapa hak yang dimilikinya di kota Narbonne adalah perdikan dari keuskupan agung.[8]
Pada tahun 1124, Bernard Aton dari Béziers mengumumkan perang kepada Amalric, yang menanggapi dengan meratakan kastil dengan tanah (pro justicia) di Montséret, yang dipegang oleh bawahan Amalric, Bernard Amati sampai ia dengan licik mengembalikannya kepada Bernard Aton.[9] Tak lama setelah Aimery berbalik ke arah Iberia dan bergabung dengan Reconquista yang dibiayai oleh Alifonso si Jawara di lembah Ebro.
Pada bulan Juli 1131, Amalric II berada di ambang kematian dengan saudara tirinya yang menjadi saksi atas testamen akhirnya, di mana dia sebagai eksekutor.[4] Amalric II gugur dalam pertempuran depan Fraga, yang diduduki oleh Alifonso.[10] Amalric memiliki seorang putra dan seorang putri dengan Ermengard; Putranya, Amalric sudah mendahuluinya (1130), dan ia mewariskan tahtanya kepada putrinya Ermengarda, yang baru berusia 4 atau 5 tahun pada saat itu. Ia menikah untuk kedua kalinya dengan seorang wanita bernama Ermessende dan meninggalkannya seorang putri yang bernama sama dengannya.
Sumber
[sunting | sunting sumber]- Cheyette, Fredric L. Ermengard of Narbonne and the World of the Troubadours. Ithaca: Cornell University Press, 2001.